Pompe disease adalah gangguan metabolik langka dan serius yang diwariskan secara genetis, di mana terjadi penumpukan glikogen, sejenis gula kompleks di dalam sel-sel tubuh. Kondisi ini bersifat progresif dan terutama menyerang jaringan otot, termasuk otot rangka, jantung, dan otot pernapasan, sehingga menyebabkan gangguan fungsi yang berat.
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan enzim asam alfa-glukosidase (GAA), yang membuat tantangan klinisnya sangat kompleks, mulai dari bayi hingga dewasa.
Pompe disease berakar pada mutasi genetik di gen GAA yang berperan dalam produksi enzim asam alfa-glukosidase. Enzim ini memiliki fungsi penting untuk memecah glikogen menjadi glukosa di dalam lisosom, bagian sel yang bertugas mengelola limbah dan proses daur ulang. Saat aktivitas enzim ini menurun drastis, glikogen akan menumpuk secara abnormal, merusak otot dan organ tubuh.
Hingga saat ini, telah ditemukan lebih dari 300 mutasi berbeda pada gen GAA, yang menyebabkan variasi tingkat keparahan penyakit. Aktivitas enzim yang tersisa sangat menentukan kapan dan seberapa cepat penyakit ini berkembang. Pada pasien dengan aktivitas enzim kurang dari 1%, mereka mengalami bentuk klasik yang muncul sejak bayi (infantile-onset Pompe disease atau IOPD). Sedangkan pasien dengan defisiensi enzim parsial (di bawah 30%) mengidap bentuk yang muncul di usia lebih tua, dikenal sebagai late-onset Pompe disease (LOPD). Gejala dan prognosis penyakit sangat bergantung pada tingkat kekurangan enzim ini.
Pompe disease terbagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan usia muncul dan tingkat keparahan:
Pompe Klasik pada Bayi (Classic Infantile-Onset Pompe Disease): Terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan, bentuk ini adalah yang paling berat. Ditandai dengan kelemahan otot yang parah, tonus otot yang rendah (hipotonia), pembesaran dan penebalan otot jantung (hipertrofi kardiomiopati), serta kesulitan bernapas. Tanpa penanganan, bayi dengan kondisi ini biasanya meninggal akibat gagal jantung sebelum ulang tahun pertama.
Pompe Non-Klasik pada Bayi (Non-Classic Infantile-Onset Pompe Disease): Muncul dalam tahun pertama kehidupan dengan perkembangan yang lebih lambat. Meski masalah jantung mungkin tidak terlalu berat, kelemahan otot yang progresif tetap mengganggu fungsi pernapasan. Sebagian besar anak-anak ini dapat bertahan hingga masa kanak-kanak awal.
Pompe Onset Terlambat (Late-Onset Pompe Disease): Muncul mulai masa anak-anak hingga dewasa. Bentuk ini ditandai oleh kelemahan otot pada bagian panggul dan bahu serta otot pernapasan, tanpa masalah jantung yang signifikan. Gejala berkembang perlahan, menyebabkan kesulitan bergerak dan gangguan pernapasan seiring waktu.
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk pengelolaan Pompe disease. Biasanya, diagnosis dilakukan melalui pengujian aktivitas enzim asam alfa-glukosidase di darah atau jaringan tubuh, serta pemeriksaan genetik untuk mendeteksi mutasi pada gen GAA. Deteksi dini, terutama pada kasus bayi, sangat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.
Namun, diagnosis sering kali sulit karena penyakit ini tergolong langka dan gejalanya beragam. Terutama pada pasien dengan onset terlambat, kondisi ini sering keliru didiagnosis sebagai gangguan neuromuskular lain, sehingga pengobatan yang tepat tertunda.
Munculnya terapi penggantian enzim (Enzyme Replacement Therapy atau ERT) telah mengubah wajah pengobatan Pompe disease. Terapi ini menggunakan enzim asam alfa-glukosidase rekombinan untuk menggantikan enzim yang kurang, sehingga mengurangi penumpukan glikogen, memperbaiki fungsi otot, dan memperpanjang harapan hidup, terutama pada bayi.
Meski begitu, ERT bukanlah obat yang menyembuhkan penyakit ini secara total. Terapi ini harus dijalankan seumur hidup dan efektivitasnya bisa berbeda-beda tergantung stadium dan tingkat keparahan penyakit. Selain itu, perawatan pendukung seperti dukungan pernapasan, fisioterapi, dan manajemen nutrisi tetap sangat penting untuk menjaga kualitas hidup pasien.
Saat ini, penelitian terus berlanjut untuk menemukan pengobatan baru. Terapi gen yang bertujuan memperbaiki mutasi genetik penyebab penyakit sedang dikembangkan, begitu pula obat-obatan inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas enzim atau mengurangi penumpukan glikogen.
Dalam sebuah artikel tahun 2024 berjudul "Pompe Disease Over Time: What We're Learning from a Natural History Study", Dr. Kishnani, seorang pakar terkemuka di bidang gangguan metabolik dan neuromuskular, menyatakan, "Pompe disease mencakup semua pasien dengan defisiensi enzim GAA. Mayoritas besar (~80%) adalah individu dengan onset terlambat."
Pompe disease merupakan tantangan besar dalam dunia penyakit genetik langka. Jika tidak ditangani, dampaknya bisa sangat fatal, terutama pada bayi. Namun, kemajuan dalam pemahaman dasar molekuler penyakit ini dan pengembangan terapi penggantian enzim telah mengubah perjalanan penyakit secara signifikan. Hal ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan perawatan yang terpadu untuk memberikan harapan baru bagi para pasien dan keluarga mereka.
Kalau Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang tanda-tanda awal dan langkah tepat dalam menghadapi Pompe disease, kami siap membantu menjawab pertanyaan Anda! Jangan ragu untuk bertanya kapan saja.
simak video "kisah penyakit pompe pertama di Indonesia"
video by " Kitabisa com"