Kera, terutama yang paling dekat dengan manusia seperti simpanse, bonobo, dan gorila, selalu menarik perhatian karena kecerdasan dan kedalaman emosionalnya yang luar biasa.


Salah satu pertanyaan paling menarik adalah, apakah mereka mampu belajar dan menggunakan bahasa isyarat?


Kemampuan kera dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat telah menjadi fokus penelitian penting yang membuka wawasan baru tentang kecerdasan dan komunikasi makhluk non-manusia. Artikel ini akan membahas apakah kera benar-benar bisa belajar bahasa isyarat, bagaimana mereka menggunakannya, serta apa arti kemampuan ini bagi pemahaman kita tentang kognisi dan komunikasi hewan.


Apa Itu Bahasa Isyarat dan Bagaimana Kera Menggunakannya?


Bahasa isyarat adalah bahasa visual yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh untuk menyampaikan makna. Bahasa ini digunakan oleh komunitas tunarungu di seluruh dunia sebagai alat komunikasi utama, mirip seperti bahasa lisan bagi orang yang dapat mendengar.


Pada pertengahan abad ke-20, para peneliti mulai mengajarkan bahasa isyarat kepada primata. Contoh paling terkenal adalah Washoe, seekor simpanse betina yang berhasil belajar bahasa isyarat Amerika (ASL). Washoe menjadi non-manusia pertama yang mampu menguasai banyak tanda dan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan manusia maupun sesama simpanse. Keberhasilan ini menjadi titik awal penting dalam memahami kemampuan komunikasi kera.


Bagaimana Cara Kera Belajar Bahasa Isyarat?


Proses belajar bahasa isyarat bagi kera bukanlah hal yang mudah. Mereka harus memahami makna dari setiap tanda dan mampu menggabungkan beberapa tanda menjadi kalimat yang bermakna. Dengan motivasi dan pelatihan yang konsisten, kera mampu menguasai bahasa isyarat.


Awalnya, mereka diajarkan tanda-tanda sederhana untuk benda sehari-hari seperti makanan, mainan, atau aktivitas yang familiar. Pelatih menggunakan metode penguatan positif untuk mendorong kera menggunakan tanda tersebut. Misalnya, saat kera menunjukkan tanda "pisang" atau menunjuk ke pintu, mereka akan diberi hadiah sesuai permintaan. Dengan cara ini, kera mulai menghubungkan tanda dengan hasil tertentu, membangun dasar komunikasi yang kuat.


Beberapa kera bahkan berhasil mempelajari ratusan tanda. Contohnya, Koko, seekor gorila, menguasai lebih dari 1.000 tanda bahasa isyarat dan memahami sekitar 2.000 kata lisan. Koko mampu menyusun kalimat sederhana dan mengungkapkan perasaan seperti "main" atau "sakit," membuktikan bahwa primata non-manusia bisa melakukan komunikasi dasar.


Apa Saja yang Bisa Disampaikan Kera Melalui Bahasa Isyarat?


Kera menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan kebutuhan, emosi, dan interaksi sosial. Berikut beberapa contoh komunikasi yang umum dilakukan:


Kebutuhan dan Keinginan Dasar: Kera sering menggunakan bahasa isyarat untuk meminta makanan, minuman, atau barang yang mereka inginkan. Misalnya, simpanse dapat menyampaikan tanda "pisang" saat lapar atau "air" saat haus.


Ekspresi Emosi: Kera juga mampu mengekspresikan perasaan mereka. Koko, misalnya, menggunakan tanda seperti "sedih" dan "cinta" untuk mengungkapkan keadaan emosionalnya terhadap pengasuh dan lingkungannya. Kemampuan ini menunjukkan kedalaman emosional yang dimiliki kera.


Interaksi Sosial: Kera menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia maupun sesama primata. Koko dan pengasuhnya bahkan menciptakan tanda khusus untuk menunjukkan kasih sayang, bermain, atau meminta teman bermain. Ini membuktikan bahwa komunikasi sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan kera.


Pemecahan Masalah dan Kreativitas: Kera menunjukkan kreativitas dalam menggabungkan tanda untuk menyampaikan ide baru. Contohnya, Koko pernah menggabungkan tanda "kucing" dan "bayi" untuk menyebut seekor anak kucing, menunjukkan kemampuan memahami konsep baru dengan mengkombinasikan tanda.


Batasan Bahasa Isyarat pada Kera


Meskipun kera dapat belajar banyak tanda dan menggunakannya secara bermakna, kemampuan linguistik mereka tetap terbatas. Mereka belum mampu memahami atau menggunakan tata bahasa dan struktur kalimat kompleks seperti manusia. Misalnya, meski Koko bisa menggabungkan tanda "kucing" dan "bayi," dia tidak mampu membuat kalimat lengkap seperti "Anak kucing itu lapar."


Kera biasanya hanya menggunakan rangkaian tanda sederhana untuk menyampaikan maksud. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan tanda oleh kera lebih mirip perilaku yang dipelajari untuk memenuhi kebutuhan daripada penggunaan bahasa yang benar-benar kompleks. Perdebatan ini masih berlangsung dalam dunia penelitian mengenai bahasa dan kognisi hewan.


Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Bahasa Isyarat pada Kera?


Penelitian bahasa isyarat pada kera memberikan wawasan penting tentang kecerdasan hewan dan asal-usul bahasa manusia. Kera menunjukkan kemampuan kognitif tinggi seperti memori, pemecahan masalah, dan kesadaran sosial. Kemampuan mereka mengekspresikan emosi dan kreativitas juga menantang anggapan lama tentang kecerdasan hewan.


Namun, keterbatasan dalam penggunaan bahasa juga menegaskan perbedaan mendasar antara manusia dan hewan. Manusia bisa menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide-ide kompleks, emosi, dan konsep abstrak, yang belum bisa dilakukan oleh kera.


Etika dan Dampak Pengajaran Bahasa Isyarat pada Kera


Mengajarkan bahasa isyarat pada kera juga menimbulkan pertanyaan etis penting mengenai kesejahteraan dan perlakuan terhadap hewan. Pendukungnya berargumen bahwa penelitian ini membantu memahami kebutuhan emosional dan sosial kera sehingga bisa meningkatkan perlindungan mereka. Namun, ada kekhawatiran terkait dampak negatif dari penahanan dan eksploitasi hewan dalam proses belajar ini.


Oleh sebab itu, penting bagi para peneliti dan pengasuh untuk selalu mengutamakan kesejahteraan dan perilaku alami kera dalam setiap penelitian dan pelatihan.


Melihat Lebih Dekat Pikiran Kera


Kemampuan kera mempelajari bahasa isyarat membuka jendela bagi kita untuk memahami kecerdasan dan kedalaman emosi mereka. Walaupun belum bisa menguasai bahasa manusia secara penuh, penggunaan tanda sebagai alat komunikasi membuktikan bahwa kera memiliki daya pikir dan sifat sosial yang kompleks.


Dengan terus mempelajari komunikasi kera, kita mendapatkan wawasan penting tentang evolusi bahasa dan kecerdasan hewan. Pengetahuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang kera, tetapi juga mengajak kita untuk lebih menghargai dan mempererat hubungan dengan makhluk hidup lain di bumi ini.