Ketika berburu mobil bekas, banyak orang langsung terpaku pada harga stiker dan tawaran "cicilan ringan" yang terlihat begitu menggoda. Angka itu tampak jelas dan terasa aman di kantong, tetapi pada kenyataannya, biaya kepemilikan mobil jauh lebih besar dari yang terlihat di etalase dealer.
Setelah menghitung kebutuhan bahan bakar, asuransi, perawatan, serta berbagai biaya tambahan lainnya, pengeluaran bulanan bisa melonjak hingga mencapai angka yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pertanyaan sebenarnya bukan lagi, "Bisa beli mobil ini hari ini?" melainkan, "Bisakah mobil ini benar-benar kami bayar dengan nyaman setiap bulan?"
Total biaya kepemilikan mencakup cicilan, bahan bakar, asuransi, perawatan, perbaikan, pajak kendaraan, hingga penurunan nilai dari waktu ke waktu. Menurut banyak pakar otomotif, sebagian besar pengendara cenderung mengabaikan 20–30% dari total biaya sebenarnya karena terlalu fokus pada harga awal saja.
Pembiayaan bisa menjadi penyelamat, tetapi juga dapat menjelma menjadi beban jangka panjang. Pinjaman mobil bekas umumnya memiliki bunga lebih tinggi dibandingkan mobil baru. Pada suku bunga sekitar 14% untuk tenor lima tahun, mobil senilai 150 juta rupiah dapat berakhir menjadi lebih dari 185 juta rupiah.
Membandingkan lembaga pembiayaan, menambah uang muka, atau memilih tenor lebih pendek bisa membantu menekan "tagihan bunga tersembunyi" yang sering tidak disadari.
Harga yang tertera di iklan dan cicilan yang diiklankan hanyalah permukaan dari lautan biaya lainnya. Pajak, BPKB, STNK, dan biaya administrasi langsung menambah total pengeluaran saat membeli. Lalu setiap bulan, Anda akan berhadapan dengan premi asuransi, biaya bahan bakar, servis rutin, perbaikan kecil hingga besar, tol, serta biaya parkir.
Cicilan sekitar tiga jutaan rupiah dapat dengan mudah membengkak menjadi jumlah yang jauh lebih besar ketika keseluruhan kebutuhan bulanan dihitung.
Perawatan adalah salah satu pos yang paling sering diabaikan. Bagi mobil bekas, perawatan rutin merupakan kunci agar kendaraan tetap aman dan nyaman digunakan. Banyak pemilik kendaraan menghabiskan lebih dari satu juta rupiah per tahun hanya untuk perawatan dasar. Jika dihitung per kilometer, biaya itu berubah menjadi beberapa ratus rupiah setiap kali kendaraan melaju.
Mulai dari ganti oli yang kisarannya bisa mencapai ratusan ribu rupiah tergantung jenis oli hingga rotasi ban, pemeriksaan rem, dan pergantian filter, semuanya perlahan menambah total pengeluaran. Dan ketika komponen besar mengalami kerusakan, seperti transmisi atau mesin, biaya perbaikannya dapat mencapai angka jutaan hingga belasan juta rupiah. Karena itu, memiliki dana khusus perbaikan adalah langkah strategis.
Meski premi asuransi mobil bekas umumnya lebih murah dibandingkan mobil baru, tetap saja memakan porsi besar dari anggaran. Besarnya premi dipengaruhi oleh lokasi, riwayat berkendara, usia pengemudi, hingga fitur keselamatan kendaraan.
Biaya pendaftaran, perpanjangan STNK, dan pemeriksaan kendaraan memang lebih kecil, tetapi tetap harus dimasukkan ke dalam rencana pengeluaran tahunan.
Bahan bakar adalah salah satu komponen yang paling jelas terlihat. Banyak keluarga menghabiskan sekitar dua juta rupiah per tahun hanya untuk kebutuhan ini, tergantung jarak tempuh dan harga bahan bakar. Mobil yang lebih tua atau teknologi mesin yang sudah ketinggalan zaman biasanya lebih boros, sehingga biaya yang keluar setiap minggu terasa makin berat.
Sementara itu, penurunan nilai kendaraan terus berlangsung meski mobil dibeli dalam kondisi bekas. Mobil keluarga yang populer biasanya memiliki penurunan nilai lebih stabil dibandingkan mobil mewah, sehingga lebih menguntungkan saat dijual kembali.
Para ahli keuangan menyarankan agar total biaya transportasi, termasuk cicilan, asuransi, bahan bakar, perawatan, dan pajak tidak melebihi 15–20% dari pendapatan bersih bulanan. Dengan menentukan batas tersebut, Anda dapat memperkirakan harga mobil yang benar-benar sesuai kemampuan tanpa harus mengorbankan kebutuhan lain.
Menyisihkan dana khusus perbaikan dapat membuat situasi tak terduga menjadi lebih mudah dihadapi. Mulailah dengan menabung 50–100 ribu rupiah per bulan. Seiring waktu, dana itu bisa berkembang menjadi satu hingga tiga juta rupiah, cukup untuk menangani perbaikan mendadak tanpa mengganggu keuangan bulanan.
Dealer yang profesional dapat menjadi mitra yang baik dalam memahami total biaya kepemilikan. Banyak dealer kini menyediakan estimasi biaya bahan bakar, asuransi, dan perawatan untuk setiap model kendaraan, sehingga memudahkan pembeli dalam merencanakan anggaran jangka panjang.
Memiliki mobil akan terasa jauh lebih ringan ketika seluruh biaya selain harga stiker sudah diperhitungkan. Pembiayaan, perawatan, asuransi, bahan bakar, biaya administrasi, hingga penurunan nilai semuanya membentuk gambaran nyata tentang kemampuan finansial Anda. Dengan perencanaan matang dan dana darurat yang cukup, mobil bekas bisa menjadi keputusan yang bijak.
Setelah mengetahui fakta sesungguhnya ini, akankah rencana pembelian mobil berikutnya Anda lakukan dengan cara yang berbeda?