Investasi di pasar modal semakin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Salah satu instrumen investasi yang cukup populer adalah saham.
Namun, tidak semua saham itu sama. Jika selama ini hanya mengenal saham pada umumnya, maka penting untuk mengetahui bahwa terdapat dua jenis utama: saham biasa dan saham preferen.
Meskipun sama-sama mencerminkan kepemilikan di suatu perusahaan, keduanya memiliki hak, manfaat, dan risiko yang berbeda. Dalam dunia investasi, memahami perbedaan ini bisa menjadi kunci untuk menentukan strategi keuangan yang tepat. Simak penjelasan lengkap dan mudah dipahami berikut ini agar tidak salah langkah dalam memilih jenis saham yang sesuai.
Saham biasa adalah jenis saham yang paling umum diterbitkan oleh perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan berpotensi memperoleh dividen jika perusahaan membagikannya. Namun, dividen saham biasa tidak tetap dan tidak dijamin—semuanya tergantung pada kinerja dan kebijakan perusahaan.
Di sisi lain, saham preferen adalah jenis saham yang memberikan prioritas tertentu kepada pemegangnya. Pemilik saham preferen biasanya tidak memiliki hak suara seperti pemilik saham biasa, tetapi memiliki hak istimewa dalam hal pembagian dividen dan klaim atas aset perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Dividen yang diterima juga cenderung tetap dan dibayarkan terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.
Ellen May, praktisi pasar modal dan edukator saham mengatakan "Saham preferen cocok bagi investor yang ingin stabilitas. Tapi bagi yang mencari capital gain, saham biasa memberikan ruang lebih luas untuk bertumbuh, meski risikonya lebih tinggi. Kombinasikan keduanya untuk hasil optimal."
Saham biasa cocok untuk investor yang:
- Mengincar keuntungan jangka panjang dari kenaikan harga saham.
- Ingin berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan.
- Siap menerima risiko fluktuasi pasar yang tinggi.
- Tidak masalah jika tidak mendapatkan dividen secara rutin.
Jika termasuk tipe investor agresif yang percaya diri dengan prospek jangka panjang suatu perusahaan, saham biasa bisa memberikan imbal hasil yang menarik dalam jangka waktu tertentu.
Saham preferen lebih cocok bagi investor yang:
- Menginginkan pendapatan pasif yang stabil melalui dividen tetap.
- Tidak terlalu peduli dengan hak suara perusahaan.
- Mengutamakan keamanan modal dan urutan klaim yang lebih tinggi saat terjadi likuidasi.
- Bersifat konservatif dan menghindari risiko besar.
Saham ini bisa menjadi pilihan tepat untuk perencana keuangan yang ingin menjaga kestabilan arus kas, misalnya untuk kebutuhan pensiun atau dana pendidikan jangka menengah.
Tidak harus memilih salah satu secara eksklusif. Banyak investor cerdas memilih mengombinasikan keduanya dalam portofolio mereka. Strategi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan kestabilan pendapatan.
Berikut adalah pendekatan yang bisa diterapkan:
- Portofolio 70/30: Cocok bagi investor agresif, 70% saham biasa untuk pertumbuhan, 30% saham preferen untuk pendapatan tetap.
- Portofolio 50/50: Cocok bagi investor moderat, seimbang antara risiko dan keamanan.
- Portofolio 30/70: Cocok bagi investor konservatif, fokus pada dividen dan perlindungan modal.
Selain itu, penting juga untuk melakukan diversifikasi lintas sektor dan perusahaan agar tidak terlalu bergantung pada kinerja satu entitas saja.
Memahami perbedaan saham biasa dan saham preferen bukan hanya teori, melainkan dasar penting dalam menyusun strategi investasi yang efektif. Jangan terjebak dengan tren semata. Pilihlah berdasarkan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasi Anda.
Saham biasa memberikan potensi keuntungan tinggi tapi dengan risiko lebih besar. Sementara saham preferen memberikan ketenangan dengan dividen tetap dan klaim aset yang lebih tinggi.