Eisenmenger Syndrome adalah suatu kondisi jantung yang sangat serius dan kompleks yang muncul sebagai komplikasi jangka panjang akibat cacat jantung bawaan tertentu.
Biasanya, kondisi ini terjadi akibat adanya aliran darah yang tidak normal antara ruang-ruang jantung, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan peredaran darah dan penurunan kadar oksigen dalam tubuh.
Eisenmenger Syndrome berkembang dari cacat jantung bawaan yang menyebabkan shunt kiri-ke-kanan, yaitu aliran darah yang tidak semestinya antara ruang-ruang jantung atau pembuluh darah, yang menyebabkan darah kaya oksigen kembali masuk ke paru-paru. Beberapa cacat jantung bawaan yang sering menyebabkan kondisi ini antara lain adalah ventricular septal defect (VSD), atrial septal defect (ASD), patent ductus arteriosus (PDA), dan atrioventricular canal defects (AVC).
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah di paru-paru meningkat, sehingga arah aliran darah berbalik menjadi shunt kanan-ke-kiri. Hal ini menyebabkan darah yang miskin oksigen bypass paru-paru dan langsung masuk ke peredaran darah sistemik. Akibatnya, kadar oksigen dalam tubuh menurun drastis, menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) dan munculnya gejala seperti sianosis, yaitu perubahan warna kulit menjadi kebiruan.
Proses terjadinya Eisenmenger Syndrome berawal dari cacat jantung yang mengakibatkan aliran darah yang berlebihan ke arteri paru-paru. Pembuluh darah di paru-paru kemudian merespons dengan penebalan dan penyempitan, suatu proses yang disebut pulmonary vascular remodeling. Peningkatan resistansi vaskular ini mengarah pada peningkatan tekanan arteri pulmonalis, yang membuat darah lebih sulit mengalir ke paru-paru dan memperburuk kondisi jantung.
Penderita Eisenmenger Syndrome akan menunjukkan berbagai gejala yang berkaitan dengan rendahnya kadar oksigen dalam darah dan stres pada jantung. Berikut adalah gejala-gejala yang umum ditemukan pada penderita kondisi ini:
Sianosis: Perubahan warna kebiruan pada bibir, ujung jari, jari kaki, dan terkadang seluruh kulit, yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Sesak napas dan kelelahan: Terjadi akibat kesulitan tubuh untuk mengangkut oksigen dengan efektif ke seluruh bagian tubuh.
Nyeri dada, palpitasi, dan aritmia: Merupakan tanda adanya tekanan pada jantung serta risiko detak jantung yang tidak teratur.
Pusing dan pingsan (sinkop): Sering terjadi karena suplai oksigen ke otak yang tidak mencukupi.
Polisitemia: Terjadinya peningkatan jumlah sel darah merah sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam membawa oksigen.
Komplikasi lain: Termasuk gangguan pembekuan darah, batuk darah (hemoptisis), gagal jantung, dan peningkatan risiko infeksi.
Diagnosis Eisenmenger Syndrome bergantung pada kecurigaan klinis yang didukung oleh pemeriksaan diagnostik dan studi hemodinamik. Beberapa metode pemeriksaan yang digunakan antara lain:
Ekokardiografi: Untuk melihat cacat jantung, arah aliran darah, dan tekanan di paru-paru.
Kateterisasi jantung: Untuk mengukur tekanan arteri pulmonalis dan menilai dinamika aliran darah.
Pulse oximetry dan gas darah arteri: Untuk mengetahui sejauh mana hipoksia terjadi.
Pencitraan tambahan seperti X-ray dada dan MRI juga digunakan untuk memberikan gambaran lebih rinci mengenai struktur dan fungsi jantung serta paru-paru.
Pengobatan untuk Eisenmenger Syndrome terbatas dan lebih berfokus pada pengendalian gejala serta pencegahan komplikasi, karena sindrom ini umumnya sudah tidak dapat disembuhkan setelah berkembang. Beberapa pendekatan pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:
- Menghindari pemicu seperti dehidrasi dan aktivitas fisik yang berlebihan untuk mencegah perburukan kondisi.
- Obat-obatan seperti vasodilator pulmonal (misalnya, antagonis reseptor endothelin dan inhibitor fosfodiesterase) yang bertujuan mengurangi tekanan di arteri pulmonalis.
Flebotomi dapat dilakukan untuk mengurangi polisitemia yang berlebihan.
Terapi oksigen kadang dibutuhkan untuk membantu penderita yang mengalami hipoksia berat, meskipun efektivitasnya bisa bervariasi.
Antikoagulasi: Penggunaan obat pengencer darah bisa dipertimbangkan, meskipun risiko perdarahan yang lebih tinggi harus diperhitungkan.
Transplantasi jantung-paru: Ini merupakan pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk pasien yang sudah mengalami tahap lanjut dari penyakit ini.
Dr. Michael Landzberg menekankan bahwa Eisenmenger Syndrome adalah komplikasi yang sebenarnya bisa dicegah, dengan penanganan yang tepat pada cacat jantung sejak dini. Oleh karena itu, fokus utama haruslah pada perbaikan dini cacat jantung bawaan sebelum terjadi perubahan vaskular pulmonal yang tidak bisa dikembalikan lagi.
Eisenmenger Syndrome adalah komplikasi yang sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, yang disebabkan oleh cacat jantung bawaan yang menyebabkan aliran darah abnormal dan hipertensi pulmonal yang tidak dapat disembuhkan setelah berkembang. Diagnosis memerlukan pemeriksaan mendalam melalui pencitraan dan studi hemodinamik. Pengobatan difokuskan pada pengendalian gejala dan terapi vasodilator untuk menurunkan tekanan darah paru, dengan transplantasi jantung-paru sebagai pilihan terakhir untuk pasien dengan kondisi yang sudah parah.
Kunci utama pencegahan adalah deteksi dan perbaikan dini cacat jantung bawaan sebelum terjadinya remodeling pembuluh darah paru yang tak dapat kembali. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal dan melakukan pemeriksaan jantung secara rutin untuk mencegah terjadinya kondisi yang mengancam jiwa ini.