Selamat datang dalam perjalanan sinematik yang berbeda dari biasanya. Jika Anda mencari sebuah kisah yang disampaikan melalui gambar yang memukau, emosi yang jujur, dan simbolisme yang menggugah, "Le città di pianura" siap menghipnotis rasa penasaran Anda.
Film karya Francesco Sossai ini, yang dipresentasikan di bagian Un Certain Regard Festival Cannes, mempersembahkan sebuah narasi unik yang tidak mudah dikategorikan, namun meninggalkan identitas kuat yang sulit dilupakan.
Film yang Melampaui Label dan Genre Biasa
Karya Orisinal dari Francesco Sossai
Disutradarai oleh Francesco Sossai, putra Sedico sebuah kota kecil di wilayah utara Italia, film ini mencerminkan kedalaman hubungan sang sutradara dengan kawasan Veneto. Lebih dari sekadar bercerita, film ini adalah cermin visual yang menggambarkan lanskap yang tengah berubah dengan cepat.
Tanpa mengandalkan alur cerita yang linear, Sossai menganyam momen-momen kehidupan dan tokoh-tokohnya ke dalam perjalanan yang longgar dan penuh makna. Cara ini memancing resonansi emosional sekaligus membuka ruang refleksi bagi penonton.
Mozaik Visual dan Emosional yang Memikat
"Le città di pianura" menghadirkan suasana yang terasa sekaligus sureal dan nyata. Film ini menangkap potret kehidupan sehari-hari, tradisi yang mulai memudar, dan lanskap yang terus bergeser. Tidak terpaku pada genre tertentu, ia menggabungkan realisme dengan nuansa seperti mimpi. Setiap elemen di layar, mulai dari palet warna hingga dialek lokal, dirancang untuk menguatkan keterikatan penonton terhadap karakter dan latar cerita.
Para Tokoh dan Perjalanan Mereka
Melintasi Wilayah Timur Laut Italia
Cerita berfokus pada dua pria paruh baya: Carlobianchi, diperankan oleh aktor panggung Sergio Romano, dan Doriano, yang dimainkan oleh Pierpaolo Capovilla, aktor pemula. Keduanya merupakan gambaran generasi yang pernah menikmati masa kemakmuran di era 1970-an, namun kini tersisih pasca krisis ekonomi 2008.
Keduanya tampil dengan warna yang penuh kontras: lucu sekaligus penuh duka, dua jiwa yang mengambang di dunia yang seolah tak lagi memerlukan keberadaan mereka.
Sahabat Tak Terduga di Tengah Perjalanan
Perjalanan mereka berubah saat bertemu Giulio (Filippo Scotti), seorang mahasiswa arsitektur muda. Tiga sosok ini mengarungi jalanan tol terbengkalai dan kota-kota kecil yang sunyi, menelusuri kehampaan yang kini mengisi ruang-ruang yang dulu pernah hidup. Di sudut terlupakan Italia ini, mereka saling berbagi cerita, keputusasaan, dan sesekali, harapan.
Simbolisme Mendalam dan Kesadaran Reflektif
Identitas yang Menghilang
Sossai memanfaatkan visual untuk menunjukkan bagaimana perkembangan pesat dan tren yang diimpor telah mengikis budaya lokal dan tradisi turun-temurun. Jalan-jalan kosong dan bangunan tanpa jiwa menjadi simbol dari komunitas yang hilang dan isolasi yang menyelimuti.
Tempat-tempat berkumpul yang dahulu ramai, seperti kedai-kedai tradisional, kini sirna, tergantikan oleh gaya hidup yang terputus satu sama lain.
Menggugah Pertanyaan Besar
Melalui sudut pandang Giulio yang masih muda dan berbeda, film ini menantang pertanyaan penting: bagaimana mungkin manusia hidup dikelilingi oleh sejarah yang begitu kaya tanpa benar-benar menyentuhnya?
Tanpa menggurui, film ini mendorong penonton untuk memikirkan kembali hubungan antara lingkungan, warisan budaya, serta identitas personal dan kolektif.
Sutradara dengan Visi yang Jelas
Memandang Masa Kini Lewat Lensa Masa Lalu
Sossai mengambil inspirasi dari gagasan bahwa masa lalu menyimpan energi kuat untuk masa depan. Ia menyebutnya sebagai “kekuatan revolusioner dari masa lalu” kemampuan memori, struktur, dan nilai-nilai lama untuk membangkitkan ide-ide baru.
Pendekatannya memadukan rasa nostalgia sekaligus optimisme, menjadikan layar film sebagai cermin yang memantulkan dan mempertanyakan perubahan sosial di sekitar kita.
Bukan Sekadar Film, Melainkan Sebuah Percakapan
"Le città di pianura" bukanlah blockbuster mainstream. Namun, film ini meraih perhatian khusus di Cannes, menjadi favorit tersembunyi di kalangan penonton dan kritikus. Pengaruhnya tumbuh lewat rekomendasi dari mulut ke mulut, mengajak semua orang untuk berdiskusi tentang arti sejati sinema dan kisah apa saja yang layak untuk diangkat.
Kepada para pencinta film yang mengapresiasi keindahan subtilitas, atmosfer yang mendalam, serta wawasan sosial, "Le città di pianura" menawarkan pengalaman sinematik yang tak terlupakan. Film ini bukan tentang kejutan plot atau drama berlebihan, melainkan tentang penemuan, refleksi, dan perubahan.
Setiap tontonan membuka perspektif baru, mengajak Anda menyelami kisah yang mengalun pelan tapi menggema jauh di dalam hati.
Jangan Lewatkan! Saksikan bagaimana “Le città di pianura” mengajak Anda merasakan denyut jantung sebuah wilayah yang tak hanya berubah, tapi juga mengajarkan arti sejati tentang identitas dan masa depan.