Pernah menatap mata hewan peliharaan dan bertanya dalam hati, “Kamu baik-baik saja?” Ternyata, pertanyaan itu sangat masuk akal.


Banyak yang belum menyadari bahwa hewan juga bisa mengalami gangguan mental dan emosional. Mulai dari kucing yang tampak murung hingga gajah yang berduka, dunia hewan ternyata penuh dengan emosi yang kompleks dan sering kali terabaikan.


Kesehatan Mental Bukan Milik Manusia Saja


Selama bertahun-tahun, anggapan umum menyatakan bahwa perasaan dan emosi hanya milik manusia. Namun, sains mulai membuktikan sesuatu yang selama ini hanya dirasakan oleh para pecinta hewan: hewan juga bisa merasakan kesedihan, kecemasan, bahkan trauma.


Kucing bisa menunjukkan gejala depresi. Burung beo bisa mengalami stres berat saat merasa kesepian. Hewan liar yang dikurung dalam kandang sempit di kebun binatang bisa menunjukkan perilaku obsesif yang tidak alami. Semua ini bukan sekadar asumsi, melainkan fakta yang didukung oleh penelitian ilmiah dari berbagai belahan dunia.


Seperti Apa Wujud Gangguan Mental pada Hewan?


Hewan memang tidak bisa duduk dan menceritakan masa lalunya kepada terapis. Namun, mereka punya cara sendiri untuk menunjukkan bahwa ada yang tidak beres. Beberapa tanda umum gangguan psikologis pada hewan antara lain:


- Perilaku berulang seperti berjalan mondar-mandir, menjilati diri secara berlebihan, atau menganggukkan kepala tanpa sebab


- Menarik diri dan kehilangan minat terhadap makanan, mainan, atau interaksi sosial


- Menjadi agresif atau ketakutan tanpa pemicu yang jelas


- Merusak barang, terutama saat ditinggal terlalu lama


- Bersuara secara berlebihan, seperti mengeong atau berkicau terus-menerus


Tanda-tanda ini bukan sekadar kebiasaan unik. Dalam banyak kasus, ini merupakan peringatan bahwa hewan tersebut sedang mengalami tekanan emosional atau psikologis.


Kisah Nyata yang Menggugah Hati


- Gajah dalam penangkaran sering kali menunjukkan tanda-tanda kesedihan yang mendalam. Beberapa di antaranya terlihat ‘berkabung’ ketika kehilangan anggota kawanan.


- Orca di taman laut diketahui sering berdiam diri dalam posisi mengambang tanpa gerakan aktif, indikasi stres berat akibat lingkungan yang sempit dan monoton.


- Primata seperti simpanse atau orangutan yang dipisahkan dari induknya sejak kecil bisa mengalami kesulitan bersosialisasi dan menunjukkan gejala mirip gangguan kecemasan.


Kisah-kisah ini nyata dan tercatat oleh para peneliti serta ahli perilaku hewan di berbagai institusi.


Apa Penyebabnya?


Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap kondisi mental hewan. Isolasi, perlakuan buruk, kehilangan sosok penting, serta kurangnya stimulasi bisa menjadi pemicu utama. Bagi hewan peliharaan, kurangnya perhatian, ruang gerak terbatas, atau perubahan rutinitas bisa menjadi sumber stres. Sementara itu, hewan liar yang dipaksa hidup dalam kurungan sering kali tidak bisa menjalankan perilaku alaminya, yang menyebabkan ketidakseimbangan emosional.


Apakah Hewan Bisa Diberi Terapi?


Jawabannya mengejutkan: bisa. Dunia medis hewan telah berkembang pesat, termasuk dalam bidang terapi perilaku. Ahli perilaku hewan bersertifikat bekerja sama dengan dokter hewan untuk membantu hewan yang mengalami gangguan mental menggunakan berbagai metode seperti:


- Penguatan positif


- Desensitisasi terhadap pemicu stres


- Penggunaan obat tertentu, dalam kasus tertentu dan atas pengawasan medis


Burung, kucing, hingga kuda pernah mendapatkan manfaat dari terapi ini dan menunjukkan perbaikan signifikan dalam perilaku dan kondisi emosional mereka.


Menyadari bahwa hewan juga bisa merasa sedih, takut, atau tertekan bukan hanya soal empati, ini adalah tanggung jawab moral. Memperlakukan hewan dengan perhatian dan penghargaan terhadap kesejahteraan emosional mereka adalah langkah penting dalam menciptakan dunia yang lebih beradab.


Bagi pemilik hewan peliharaan, ini berarti memperhatikan perubahan kecil dalam perilaku dan memberikan lingkungan yang aman dan menenangkan. Bagi pengelola tempat konservasi atau kebun binatang, ini berarti menciptakan ruang hidup yang mendekati habitat alami.


Jika terlihat ada perubahan sikap pada hewan peliharaan, jangan langsung menyimpulkan bahwa itu sekadar nakal atau bosan. Bisa jadi mereka sedang memberi sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam dirinya. Yang dibutuhkan mungkin bukan hukuman, tapi sedikit pengertian dan bantuan.


Tertarik untuk tahu cara membantu hewan yang gelisah atau tanda gangguan mental pada jenis hewan tertentu? Tinggalkan komentar, dan artikel lanjutannya akan segera hadir!