Pernahkah Anda melihat foto astronot yang baru saja kembali dari luar angkasa dan bertanya-tanya, kenapa mereka tampak lebih pendek daripada saat berangkat? Fenomena ini memang terlihat aneh dan menarik untuk diselidiki.


Meski perjalanan luar angkasa identik dengan keadaan tanpa bobot dan gravitasi nol, ternyata ada banyak hal yang terjadi pada tubuh astronot yang mungkin belum banyak diketahui. Mengapa astronot bisa kehilangan tinggi badan setelah kembali ke Bumi? Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana kondisi ruang angkasa memengaruhi tubuh manusia.


Peran Gravitasi dalam Menentukan Tinggi Badan


Untuk memahami mengapa astronot "menyusut," kita perlu tahu dulu bagaimana gravitasi memengaruhi tubuh manusia di Bumi. Gravitasi adalah gaya tarik yang menarik segala sesuatu ke pusat Bumi, dan ini berpengaruh besar terhadap struktur tulang belakang kita.


Setiap hari, gravitasi memberikan tekanan pada cakram tulang belakang, membuatnya sedikit terkompresi sehingga tinggi badan tetap stabil. Tekanan ini sudah menjadi bagian alami yang membantu tubuh mempertahankan postur dan kekuatan kerangka.


Namun, saat berada di luar angkasa, astronot mengalami mikrogravitasi, yaitu kondisi hampir tanpa gravitasi. Dalam keadaan ini, tekanan pada tulang belakang berkurang drastis, sehingga cakram di antara tulang belakang bisa mengembang dan meregang lebih bebas. Akibatnya, astronot dapat bertambah tinggi sementara saat di luar angkasa. Tapi ketika mereka kembali ke Bumi, gravitasi kembali bekerja, menyebabkan tulang belakang mereka kembali mengompresi, sehingga mereka terlihat lebih pendek dibanding saat berangkat.


Seberapa Banyak Tinggi Badan yang Hilang?


Penurunan tinggi badan ini bervariasi tergantung lamanya misi luar angkasa. Pada umumnya, astronot bisa kehilangan tinggi antara 2,5 sampai 5 sentimeter selama misi jangka panjang. Meski terlihat kecil, perubahan ini cukup signifikan jika dipahami bahwa itu disebabkan oleh ketiadaan gravitasi.


Astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama enam bulan atau lebih bahkan bisa mengalami penurunan tinggi hingga sekitar 7,5 sentimeter. Untungnya, perubahan tinggi ini biasanya bersifat sementara. Setelah beberapa hari atau minggu di Bumi, tubuh mereka perlahan menyesuaikan diri dengan gravitasi, dan tinggi badan kembali seperti semula.


Proses Perpanjangan dan Kompresi Tulang Belakang


Cakram tulang belakang tersusun dari kartilago, jaringan fleksibel yang memungkinkan tulang belakang menyerap tekanan dan benturan. Di Bumi, gravitasi membuat cakram ini sedikit tertekan dan padat. Tapi di luar angkasa, cakram ini kehilangan tekanan itu dan bisa mengembang, menyebabkan tulang belakang memanjang.


Fenomena ini sering disebut sebagai “perpanjangan tulang belakang” atau spinal elongation. Saat astronot kembali ke Bumi, gravitasi membuat cakram tulang belakang kembali terkompresi. Proses ini biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu agar tubuh benar-benar pulih dan beradaptasi.


Apakah Perubahan Ini Berbahaya?


Meskipun perubahan tinggi ini terdengar mengkhawatirkan, secara umum tidak membahayakan kesehatan astronot. Tubuh manusia memiliki kemampuan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan mikrogravitasi. Astronot juga mendapatkan pelatihan khusus sebelum dan sesudah misi untuk membantu mereka menghadapi perubahan fisik selama perjalanan.


Namun, bukan hanya tinggi badan yang perlu diperhatikan. Paparan mikrogravitasi dalam waktu lama dapat menyebabkan masalah lain, seperti melemahnya otot dan penurunan massa tulang. Karena itu, para ilmuwan terus melakukan riset agar para astronot tetap sehat dan kuat selama misi jangka panjang di luar angkasa.


Bagaimana Astronot Mengatasi Perubahan Tubuh Ini?


Para astronot tidak dibiarkan begitu saja menghadapi perubahan fisik yang terjadi. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum dan sesudah misi untuk memantau perubahan tubuh.


Selama berada di ISS, astronot menjalani rutinitas olahraga khusus untuk menjaga kekuatan otot dan kepadatan tulang. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif mikrogravitasi.


Setelah kembali ke Bumi, proses rehabilitasi menjadi sangat penting. Astronot melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan, kelenturan, serta mengatasi gejala seperti pusing dan kekakuan otot yang muncul akibat adaptasi kembali pada gravitasi.


Singkatnya, astronot terlihat lebih pendek setelah pulang dari luar angkasa karena efek gravitasi yang membuat tulang belakang kembali terkompresi. Selama di luar angkasa, ketiadaan gravitasi membuat cakram tulang belakang mengembang dan memanjang, sehingga mereka sementara menjadi lebih tinggi. Begitu kembali ke Bumi, efek ini hilang dan tinggi badan mereka menyusut ke ukuran semula.