Berkeringat adalah mekanisme alami tubuh untuk menjaga suhu tetap stabil, terutama saat cuaca panas atau setelah aktivitas fisik. Namun, bagaimana jika tubuh terus-menerus berkeringat bahkan saat sedang duduk santai atau berada di ruangan ber-AC? Ini bukan hal biasa. Bisa jadi, Anda mengalami kondisi medis yang disebut hiperhidrosis.


Masalah ini kerap disalahpahami dan dianggap sekadar "cepat gerah" atau "memang bawaan dari lahir". Padahal, hiperhidrosis adalah gangguan kesehatan yang nyata dan dapat diobati. Jangan sampai salah paham membuat Anda menunda penanganan yang seharusnya bisa dilakukan sejak awal.


Keringat Biasa atau Gejala Penyakit? Waspadai Tandanya!


Berkeringat saat berolahraga, saat cuaca panas, atau saat merasa gugup merupakan hal yang wajar. Namun, jika keringat muncul secara berlebihan saat istirahat atau dalam kondisi santai, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan medis.


Ada dua jenis utama hiperhidrosis:


- Hiperhidrosis Primer (Fokal): Biasanya muncul sejak usia remaja dan terjadi pada area-area tertentu seperti telapak tangan, kaki, ketiak, atau wajah. Umumnya tidak disebabkan oleh penyakit lain.


- Hiperhidrosis Sekunder (General): Terjadi di seluruh tubuh dan sering muncul saat dewasa. Biasanya berhubungan dengan gangguan kesehatan lain atau efek samping dari obat-obatan tertentu.


Menurut Dr. Dee Anna Glaser, seorang ahli dermatologi dan peneliti hiperhidrosis, banyak pasien dengan hiperhidrosis primer mengalami gangguan besar dalam kehidupan sehari-hari, meskipun kondisi kesehatan umum mereka tetap baik.


Apa Saja Penyebab di Balik Keringat Berlebih?


Jika sering berkeringat lebih banyak dibanding orang lain di sekitar, beberapa penyebab yang mungkin menjadi pemicunya antara lain:


- Faktor genetik (terutama pada hiperhidrosis primer)


- Gangguan metabolisme atau hormon, seperti masalah tiroid


- Infeksi atau penyakit yang menyebabkan demam


- Reaksi terhadap obat-obatan tertentu


- Gangguan sistem saraf otonom


Proses Diagnosis: Lebih dari Sekadar Melihat Gejala


Keringat berlebih sebaiknya tidak dianggap remeh, terutama jika mengganggu aktivitas atau muncul tanpa alasan yang jelas. Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya melakukan beberapa pemeriksaan berikut:


- Tes Pati-Iodin: Untuk memetakan area tubuh yang menghasilkan keringat paling banyak


- Tes Darah: Untuk memeriksa kemungkinan gangguan hormonal atau infeksi


- Riwayat Medis Lengkap: Termasuk obat-obatan yang dikonsumsi dan kapan gejala mulai muncul


Sering kali, kombinasi dari pemeriksaan fisik dan riwayat medis sudah cukup untuk mendiagnosis hiperhidrosis primer. Namun, jika diduga ada penyebab lain, pemeriksaan lanjutan sangat diperlukan.


Apakah Keringat Berlebih Berbahaya?


Meski tampak ringan, hiperhidrosis bisa membawa risiko kesehatan. Keringat berlebihan dapat menyebabkan:


- Ketidakseimbangan elektrolit


- Dehidrasi


- Gangguan hormon tersembunyi


Kondisi ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, produktivitas kerja, bahkan hubungan sosial jika tidak ditangani dengan tepat.


Pilihan Pengobatan: Dari Krim Hingga Terapi Modern


Berbagai metode pengobatan kini telah tersedia dan terbukti efektif, di antaranya:


- Topikal Aluminium Klorida Heksahidrat: Biasanya menjadi pilihan awal


- Suntikan Botulinum Toxin (Botox): Menghambat sinyal saraf ke kelenjar keringat, cocok untuk ketiak dan telapak tangan


- Iontophoresis: Menggunakan arus listrik ringan untuk mengurangi aktivitas kelenjar keringat, sering dipakai untuk tangan dan kaki


- Terapi Gelombang Mikro atau Simpatektomi: Untuk kasus berat yang tidak merespons pengobatan lain


Pemilihan terapi tergantung pada lokasi keringat berlebih, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.


Dampak Psikologis: Lebih dari Sekadar Basah


Hiperhidrosis bukan hanya masalah fisik, tapi juga berdampak besar pada mental dan sosial. Banyak penderita merasa malu, cemas, bahkan menghindari interaksi sosial karena takut dinilai. Penelitian menunjukkan bahwa penderita hiperhidrosis lebih rentan mengalami stres, depresi ringan hingga berat, dan kesulitan dalam lingkungan kerja.


Penelitian menunjukkan bahwa penderita hiperhidrosis yang tidak mendapatkan penanganan tepat lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dan perasaan rendah diri.


Jika keringat yang muncul terasa berlebihan dibanding orang lain dalam situasi serupa, bisa jadi ini bukan sekadar perbedaan normal tubuh, melainkan tanda dari kondisi medis yang bisa diobati. Makin cepat diperiksa, makin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan meningkatkan kualitas hidup.